Senin, 23 Juni 2014
Tips Melahirkan Normal Tanpa Jahitan
Tips
Melahirkan Normal Tanpa Jahitan
Berikut adalah tips melahirkan normal tanpa jahitan :
1.
Menyiapkan diri sebelum persalinan
Hal pertama
yang harus anda lakukan adalah membuat diri anda yakin bahwa proses persalinan
akan berjalan dengan baik. Kemampuan diri anda dalam menjalani proses normal
adalah salah satu modal awal untuk memasuki persalinan normal tanpa jahitan.
Adapun beberapa cara seperti pijatan prenium yang umunya dilakukan pada
bulan-bulan akhir trimester ke tiga atau adapula yang melatih
dengan proses senam kegel yang bertujuan melatih otot-otot di lubang
pengeluaran.
2.
Memilih tempat
Pemilihan
tempat merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan proses persalinan normal tanpa jahitan, meskipun semua
kembali pada kondisi kesehatan anda dan janin akan tetapi bantuan tempat yang
nyaman dapat membuat anda rileks dan menjalani persalinan dengan lancar.
Pilihlah tempat yang memungkinkan anda bergerak bebas misalnya tempat tidur
yang tidak terlalu sempit dan menggangu proses persalinan, suasana yang terlalu
ramai akan membuat anda tidak rileks dan memicu kecemasan yang berlebih yang
mengakibatkan terganggunya proses persalinan.
3.
Hindari kelelahan yang berlebih mendekati masa persalinan
Salah satu
terjadinya episiotomi adalah adanya gangguan pada ibu hamil, gangguan tersebut
baik secara ringan ataupun berat. Gangguan ringan seperti kelelahan menjadi
salah satu alasan dilakukan pengguntingan atau robekan (episiotomi ) oleh
karena itu hindari aktivitas yang berlebih ketika anda memasuki bulan akhir kehamilan,
mendekati persalinan anda. Gunakan waktu istirahat yang cukup dengan menjaga
asupan nutrisi dengan makanan yang memiliki kandungan kalori untuk energi
ekstra menjelang persalinan.
4.
Melakukan gerakan ringan untuk melatih otot
Gerakan
ringan yang umum dilakukan pada trimester terakhir yaitu dengan melakukan
gerakan kepala, dahi dan hidung sehingga menyentuh lantai begitu juga dengan
tangan, lutut dan jari-jari kaki yang ikut menyentuh lantai. Hal ini membantu
bayi anda memasuki posisi terbaik dan mendorongnya bayi sehingga meminimalisir
keadaan sungsang ketika lahir. Anda juga bisa mengelola posisi lain seperti
melakukan aktivitas rumah dan juga berjalan sebanyak yang anda sanggup
melakukannya. Ketika anda melakukan posisi jongkok sebaiknya menggunakan
bantuan dengan berpegang pada benda yang kuat di samping anda.
5.
Menggunakan aromaterapi untuk membuat anda rileks
Bagi anda
yang melakukan pemijatan perineum dengan minyak seperti minyak zaitun atau
minyak bunga (aromaterapi ) untuk membantu peregangan otot dapat membuat
suasana yang lebih nyaman dan memberikan ketenangan mendekati persalinan.
Ketenangan sangat dibutuhkan karena dapat membantu anda untuk mendapatkan
proses persalinan normal, begitu juga untuk anda yang ingin meminimalisir
jahitan pada proses persalinan anda.
6.
Alpukat dan minyak zaitun untuk peregangan membantu proses persalinan
Anda dapat
mengkonsumsi alpukat dan minyak zaitun untuk membantu peregangan kulit anda
dari dalam. Konsumsi teh daun raspberry juga selama trimester terakhir 2
cangkir setiap hari akan membuat proses persalinan karena membantu adanya
kontraksi lebih produktif .
7.
Usahakan untuk tidak mengangkat bokong
Mengangkat
bokong (pantat) ketika proses persalinan akan menyebabkan terjadinya robekan
jalan lahir bayi yang lebih luas. Hal ini karena apabila bokong anda terangkat,
tidak adanya penyangga akan menyebabkan otot mudah terkoyak.
Minggu, 08 Juni 2014
post matur
MAKALAH SEMINAR KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
HAMIL
DENGAN METODE SOAP PADA
NY.”R” G2P1A0H1
GRAVID 41-42 MINGGU
TANGGAL 29 APRIL 2014
DI PUSKESMAS BELIMBING

OLEH:
RESTY ASPRIWATI FRIMA
RINI HARTINI NINGSIH
RIRI AMELIA
RIVA TRIYUNISEL
RIZKY DIAN ANGRIANI
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
PRODI D III KEBIDANAN
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang ”Kelas Ibu Hamil” Dalam
penulisan makalah ini penulis banyak mendapat kesulitan karena terbatasnya
pengalaman dan wawasan penulis. Namun dengan bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya dapat terselesaikan, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada guru pembimbing dan Ketua puskesmas,CI pembimbing PKK 1 puskesmas
belimbing padang, serta semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis
mengharapkan agar makalah ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca dan bagi
penyuluhan nantinya. Atas perhatianya penulis ucapkan terima kasih.
Padang, 19 mei
2014
Penulis
- BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangProgram kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan perilaku positif sehingga ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan dengan demikian akan meningkatkan persalinan ke tenaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu dan Anak (www. Dep kes).Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) (Depkes, 2009 : vii).Pada akhir proyek kerjasama Buku KIA ”The Ensuring Quality Of MCH Service Through MCH Handbook“ Departemen Kesehatan Republik Indonesia Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 1998-2003, telah dikembangkan paket Kelas Ibu oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari : Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil, Buku Skenario Kelas Ibu dan Media Alat bantu (Lembar Balik) dan senam Ibu Hamil. Kegiatan Kelas Ibu itu disusun sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan dan pemanfaatan Buku KIA dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (Depkes, 2009 : ix).Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil, latihan pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat ibu-ibu hamil agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI : 2009).Hamil adalah Keadaan uterus mengandung embrio (Sumarmo Markam 2008:92).Pemerintah menargetkan 90% kunjungan antenatal care ke tenaga kesehatan atau bidan (Depkes 2009) (Diakses pada tanggal 14 Maret 2010).Pemerintah menganjurkan 4 kali pemeriksaan selama hamil: yang pertama satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke-14, yang kedua satu kali kunjungan selama trimester II, diantara minggu ke-14 sampai minggu ke-28, yang ketiga Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai dan setelah minggu ke-36. (Rita Yulifah 2009 : 64).Kelas Ibu Hamil ini di adakan karena makin banyaknya angka kematian Ibu (AKI).Angka Kematian Ibu adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain, per100.000 kelahiran hidup.Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksana Kelas Ibu Hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan Kelas Ibu Hamil. Isi laporan memuat tentang: waktu pelaksanaan, jumlah peserta, proses pertemuan, masalah dan hasil capaian pelaksanaan, hasil evaluasi.Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan atau tenaga kesehatan pelaksana Kelas Ibu Hamil ke puskesmas-Dinas Kesehatan Kabupaten-Dinas Kesehatan Propinsi-Departemen Kesehatan.Pelaporan oleh bidan atau pelaksana pertemuan Kelas Ibu Hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, kabupaten dan provinsi pelaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan laporan tahunan.Salah satu tool (alat) program kesehatan yang diharapkan turut berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan, persalinan dan nifas adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA adalah suatu buku yang berisi catatan kesehatan Ibu dan Anak serta informasi cara menjaga kesehatan dan mengatasi anak sakit. Namun tidak semua ibu mau/bisa membaca buku KIA, Penyebabnya bermacam-macam, ada ibu yang tidak punya waktu untuk membaca buku KIA, atau malas membaca buku KIA, sulit mengerti isi buku KIA, ada pula ibu yang tidak dapat membaca. Oleh sebab itu ibu hamil perlu diajari tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA. Salah satu solusinya yaitu melalui penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.1.2 Rumusan MasalahBagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Puskesmas Belimbing.1.3 TujuanMengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing.1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Bagi PenelitiDi harapkan dapat menambah pemahaman wawasan penelitian tentang kelas Ibu hamil.1.4.2 Bagi PuskesmasDapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi pendidikan ataupun tenaga kesehatan sebagai informasi penelitian berikutnya.1.4.3 Bagi LahanMakalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.PENGERTIAN
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama,
diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara
menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi
oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil
yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil,
Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.
B.TUJUAN
- Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap
dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan
tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat
istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
- Tujuan Khusus :
1.
Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antara peserta
(ibu hamil dengan ibu hamil) dan antara ibu hamil dengan petugas
kesehatan/bidan.
2.
Meningkatnya
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
a.
Kehamilan, perubahan tubuh, keluhan (apakah kehamilan itu?,
b.
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil
dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan
gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan Anemia)
c.
Perawatan kehamilan
(kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami isteri selama
kehamilan, obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan dan
P4K).
d.
Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan
dan proses persalinan).
e.
Perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda
bahaya dan penyakit ibu nifas).
f.
KB pasca persalinan.
g.
Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir,
pemberian vit.K1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan
bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
h.
Mitos/kepercayaan/adat istiadat setampat yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak.
i.
Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan
pencegahan serta penanggulangan malaria pada ibu hamil).
j.
Akte kelahiran.
C.
Keuntungan kelas ibu hamil
- Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana.
- Penyampaian materi lebih komprehensif
- Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu.
- Waktu pemberian materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur dengan baik.
- Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan.
- Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
- Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.
D. SASARAN KELAS IBU HAMIL
·
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur
kehmilan 4 - 36 minggu untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil. Untuk
pelaksanaan senam ibu hamil sebaiknya peserta umur kehamilan > 20 minggu,
karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran,
efektif untuk melakukan senam hamil.
·
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap
kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat
mengikuti berbagai informasi penting, misalnay materi tentang persiapan
persalinan atau materi yang lainnya.
E. PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
Kelas ibu hamil
dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, LSM dan mayarakat.
1.
Fungsi dan peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.
a.
* Provinsi :
- Menyiapkan tenaga
pelatih
- Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil
(sarana prasarana)
- Monitoring dan
eveluasi
*
Kabupaten :
- Menyiapkan tenaga fasilitator
-
Bertanggungjawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana dan
prasarana)
-
Monitoring dan evaluasi
* Puskesmas :
-
Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan kelas
ibu hamil di wilayah kerjanya.
-
Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil(identifikasi
calon peserta, koordinasi dengan stake holder, fasilitasi pertemuan,monitoring,
evaluasi dan pelaporan).
2.
Fasilitator dan nara sumber
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan dan setelah itu diperbolehkan untuk malaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil.
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, fasilitator dapat meminta bantuan narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu.
Nara sumber adalah
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian di bidang tertentu untuk mendukung
kelas ibu hamil.
3.
Sarana dan prasarana
·
Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira
ukuran 4 x 5m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
·
Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin)
jika ada
·
Buku KIA
·
Lembar balik kelas ibu hamil
·
Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
·
Buku pegangan fasilitator
·
Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kanguru,
dll) jika ada
·
Tikar/karpet (matraks)
·
Bantal, kursi (jika ada)
·
Buku senam hamil
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
Bebarapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil :
- Pelatihan bagi pelatih
- Pelatihan bagi fasilitator
- Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stake holder
- Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil
- Pelaksanaan kelas ibu hamil
- Monitoring, evaluasi dan pelaporan
G. KEGIATAN PELAKSANAAN
1.
Analisa Singkat
Melakukan
analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil bertujuan untuk
mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya : siapa tim
fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, pakah diperlukan nara sumber
atau bagaimana persiapan materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu
ditambah dengan alat bantu lainnya, dll.
2.
Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pertemuan
kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai dengan
hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi
kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamiltetapi
tetap mengutamakan materi pokok. Setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu
hamil, bagi ibu hamil yang mempunyai usia kehamilan > 20 minggu. Senam ibu
hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan,
setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekan. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan
ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan
120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit.
H.
Langkah Pendidikan di Kelas Ibu Hamil
Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut
dilakukan langkah-langkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran
kelas ibu hamil antara lain sebagai berikut:
- Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun.
- Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia.
- Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaiakan.
- Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 5 sampai 8 bulan.
- Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan.
- Membuat rencana pelaksanan kegiatan
- Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi ekstra
- Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit dan senam 30 menit.
I. MATERI KELAS IBU HAMIL
1. PERTEMUAN I
* Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan.
- Apa itu kehamilan?
- Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
- Apa saja yang perlu dilakukan ibu
- Pengaturan gizi termasuk pemberian
tablet tambah darah untuk mencegah
Anemia.
* Perawatan Kehamilan.
- Kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan.
- Hubungan suami isteri selama kehamilan.
- Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
- Tanda - tanda bahaya kehamilan
- Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.
2. PERTEMUAN II
* Persalinan
- Tanda - tanda persalinan
- Tanda bahaya pada persalinan
- Proses persalinan
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
- Tanda bahaya pada persalinan
- Proses persalinan
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
* Perawatan Nifas
- Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui eksklusif?
- Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
- Tanda - tanda bahaya nifas
- KB post partum
*USG
*Teknik menyusui yang benar
*Inisiasi
Menyusui Dini (IMD)
3.
PERTEMUAN III
* Perawatan Bayi baru lahir
- Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
- Pemberian Vitamin K injeksi pada BBL
- Tanda bahaya BBL
- Pengamatan perkembangan bayi/anak
- Pemberian imunisasi pada BBL
* Mitos
- Penggalian dan penelusuran mitos yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
* Penyakit menular
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Informasi dasar HIV/AIDS
- Pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil.
* Akte kelahir
4.SENAM HAMIL
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan
melakukan senam hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran
proses persalina, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan
ini merupakan bakal bagi calon ibu pada saat persalinan.
Tujuan senam hamil adalah :
a.
Memberikan dorongan serta melatih
jasmani dan rohani ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan
dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.
b.
Membimbing wanita menuju suatu
persalinan yang fisiologis
c.
Melonggarkan persendian yang
berhubungan dengan proses persalinan
d.
Cara memperoleh kontraksi dan relokasi
yang sempurna
e.
Menguasai teknik-teknik pernapasan
dalam persalinan
f.
Dapat mengatur diri pada ketenangan
Manfaat senam hamil secara teratur :
a.
Memperbaiki sirkulasi darah
b.
Mengurangi pembengkakan
c.
Memperbaiki keseimbangan otot
d.
Mengurangi kram / kejang pada kaki
e.
Menguatkan otot-otot perut
f.
Mempercepat proses penyembuhan setelah
melahirkan
Syarat-syarat mengikuti senam hamil :
- Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter / bidan
- Lakukan latihan setelah kehamilan 22 minggu
- Lakukan latihan secara teratur dan disiplin
J. MONITORING,
EVALUASI
I. MONITORING
Monitoring dilakukan dalam rangaka melihat perkembangan dan pencapaian serta
masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat
dijadikan bahan untuk perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil
selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang
mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kbupaten / Kota dan Provinsi.
II. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil
evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan
perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai
pertemuan.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat
melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.
III. IDIKATOR KEBERHASILAN
* Indikator Input :
- petugas kesehatan sebagai
fasilitator kelas ibu hamil
-
ibu hamil yang
mengikuti kelas ibu hamil
-
suami/anggota
keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu hamil
-
kader yang terlibat
dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil
* Indikator Proses
-
Fasilitator :
manajemen
waktu, penggunaan variasi metode pembelajaran, bahasan peyampaian,
penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan peserta, informasi Buku KIA.
- Peserta : fekuensi kehadiran,
keaktifan bertanya dan berdiskusi
- Penyelenggaraan : tempat, sarana,
waktu
* Indikator Output :
-
peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA
- ibu
yang datang pada K4
-
ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan persalinan
- ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe
- ibu yang telah membuat pilihan bersalin
dengan Nakes
- KN
- IMD
- kader dalam keterlibatan penyelenggaraan
K. PELAPORAN
Seluruh rangakaian hasil
proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaikny dibuatkan laporan.Pelaporan
hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan kelas
ibu hamil.
Isi laporan minimal tentan:
1. Waktu pelaksanaan
2. Jumlah peserta
3. Proses pertemuan
2. Jumlah peserta
3. Proses pertemuan
4. Masalah dan hasil capaian
pelaksanaan
5. Hasil evaluasi
5. Hasil evaluasi
Selain rangakaian materi di
atas, bahan yang penting disiapkan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan
tentang kesehatan ibu dan anak yang merupakan Pra-tes dan Post-tes.Dengan ini,
pengetahuan ibu hamil dapat diukur sebelum menerima pembelajaran dan sesudah
menerima pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kelas ibu hamil
merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte
kelahiran, melalui praktik dengan menggunakan buku.
Kelas
Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA dimasyarakat
sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar memahami Buku KIA
melalui metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang di fasilitasi oleh
petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan yang aman
dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil, latihan pernafasan pada
persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat ibu-ibu hamil agar
datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut.
B.
Saran
Sebaiknya sebagai
petugas kesehatan memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada
masyarakat teutama ibu hamil harus lebih gencar karena ibu hamil merupakan
bagian dari yang mudah beresiko terkena infeksi atau pun komplikasi.
Kelas ibu hamil
ini hendaknya dapat di mamfaatkan oleh ibu hamil sebagai sarana untuk menambah
pengetahuan,mulai dari penyajian nara sumber,maupun sering pengalaman dengan
sesam ibu hamil agar tujuan kesehatan nasional yaitu menurunkan AKI dan AKB
dapat tercapai dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
2.
Sumber: Depkes RI dan
JICA.2008. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta.Depkes RI dan
JICA
4.
.wordpress.com/2010/08/24/kelas-ibu-hamil/s
5.
kelas-ibu-hamil-di-bulan-februari-dan-maret-2014/
6.
pengertian-kelas-ibu-hamil.html
Langganan:
Postingan (Atom)